The Viral Marketing Mutation adalah sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai “Mutasi Pemasaran Viral”. Pemasaran viral adalah strategi pemasaran di mana konten disebarkan secara alami oleh pengguna internet melalui berbagi dan penyebaran melalui media sosial, surel, atau platform online lainnya. Strategi ini bertujuan untuk memicu penyebaran cepat dan luas konten, serupa dengan cara penyebaran virus di antara populasi.
Istilah “mutasi” dalam konteks pemasaran viral merujuk pada perkembangan dan perubahan konten yang terjadi selama proses penyebarannya. Konten yang viral dapat mengalami “mutasi” atau perubahan dalam bentuk, makna, atau aspek lainnya ketika diambil, diubah, dan dibagikan oleh individu lain.
Baca : Riset Pasar? Ini Dia Contoh Riset Pasar
Faktor-faktor yang menyebabkan “mutasi” dalam pemasaran viral meliputi:
- Adaptasi Konten: Konten viral dapat diadaptasi atau diubah sedikit untuk sesuai dengan preferensi dan gaya komunikasi masing-masing pengguna. Hal ini memungkinkan konten untuk menyebar ke berbagai segmen audiens dengan lebih efektif.
- Kreativitas Pengguna: Pengguna dapat menambahkan elemen kreatif atau humor pada konten yang mereka bagikan, menghasilkan versi yang lebih menarik dan menular daripada versi aslinya.
- Pengalaman Pribadi: Individu yang membagikan konten viral dapat menambahkan pengalaman atau pendapat pribadi mereka, mempengaruhi persepsi dan reaksi orang lain terhadap konten tersebut.
- Terjemahan ke Bahasa Lain: Konten viral dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa, memungkinkan penyebaran ke berbagai negara dan budaya.
Dalam konteks pemasaran viral, “mutasi” ini mewakili konsep bahwa konten viral tidak tetap statis, tetapi terus berubah dan beradaptasi selama penyebarannya di seluruh jaringan online.
Pengertian ini membantu pemasar memahami kompleksitas dan dinamika di balik pemasaran viral, di mana interaksi dan partisipasi pengguna memainkan peran penting dalam penyebaran konten secara luas.
The Viral Marketing Mutation, How come?
Bagaimana Chevrolet Aveo Memparodikan Viral Marketing Pesaing Sekaligus Menciptakan Viral Marketingnya?
Parodi, suatu hasil karya yang dipergunakan untuk memplesetkan, memberikan komentar atas karya asli, judulnya ataupun tentang pengarangnya dengan cara yang lucu.
Dalam dunia entertainment, banyak film parody yang sukses dengan memplesetkan film-film yang sukses di pasaran. Mulai dari Meet the Spartans yang disutradarai Jason Friedberg dan Aaron Seltzer. Film yang merupakan parodi dari film 300 arahan Zack Snyder ini berhasil meraup pendapatan sebesar 84 juta dollar, dengan biaya 36 juta dolar. 300 sendiri merupakan film box office dengan pendapatan sebesar 456 juta dolar di seluruh dunia.
Kesuksesan trilogi film horror Scream arahan sutradara horror kawakan Wes Craven juga menjadi incaran para seniman parodi. Keenen Ivory Wayans pada tahun 2000 meluncurkan Scary Movie. Film ini meraup 278 juta dollar. Bahkan telah mencapai 4 seri, melebihi film aslinya Scream yang sampai saat ini baru mencapai 3 seri, dan baru akan menrilis film ke empatnya pada tahun 2010.
Baca : Mengenal Bisnis Pertanian Modern
Melakukan parodi terhadap suatu produk yang sukses merupakan salah satu cara yang banyak ditempuh. Hal yang sama juga dapat dilakukan bagi kegiatan Viral Marketing.
Iklan promosi Citroen C4 berhasil membuat Viral Marketing yang mewabah di seluruh dunia. Dalam iklan ini, Citroen C4 berubah menjadi robot, lalu melakukan tarian dan bertransformasi kembali menjadi mobil. Iklan yang sangat menarik ini menjadi bahan pembicaraan yang hangat di seluruh penjuru dunia.
Banyak orang meletakan iklan ini pada Youtube dan situs-situs penempatan video lainnya di internet seperti Google Video dan Metacafe. Banyak pula yang mengunduh video ini ke dalam perangkat PDA dan telepon genggamnya.
Mereka memberitahu teman mereka melalui e-mail, link pada jaringan social seperti Facebook, link pada forum seperti Kaskus, sehingga makin banyak orang melihat dan menditribusikan iklan ini.
Sebuah situs game di Turki www.gameturks.com bahkan membuat permainan video game dengan menggunakan mobil ini sebagai model yang bias berubah menjadi robot. Video iklan ini dapat dilihat pada situs http://www.youtube.com/watch?v=CG72PzKhrmA.
Salah satu pesaing dari Citroen C4 di pasar Eropa adalah Chevrolet Aveo. Untuk menghadai Citroen C4 di pasar eropa, Chevrolet yang merupakan bagian dari General Motors yang berbasis di Amerika serikat meluncurkan sebuah iklan parody dari Citroen C4.
Dalam iklan ini diceritakan pada sebuah tempat parkir, ada 2 orang berjalan ke mobilnya masing-masing. Seorang berjalan ke Chevrolet Aveo dan seorang yang lain ke Citroen C4. Ketika pemilik mobil Citroen C4 membuka mobilnya, mendadak berubah menjadi robot dan menari.
Robot ini terus menerus menari tanpa henti sehingga pemilik mobil hanya bias menunggu dan tidak bias pulang Sedangkan pemiliki mobil Chevrolet Aveo telah lama pergi.
Iklan produk Chevrolet Aveo ini dibuat di Belanda oleh sebuah agency iklan bernaa StrawberryFrog Amsterdam. Dengan target utama 7 negara di Eropa, iklan ini tidak hanya ditayangkan melalui media televisi, namun justru lebih banyak menyebar melalui media internet. Dengan menggunakan kampanye yang diberi nama Transformer-Testic, iklan ini menyebar ke seluruh dunia melalui internet.
Hasilnya iklan ini dilihat sebanyak 1,792,444 kali di 7 negara Eropa yang menjadi target utama hanya dalam waktu 2 minggu. Selama itu juga ada 300 komentar positif dari para pemirsanya.
Iklan ini kemudian tersebar dan ditampilkan di sekitar 184 situs di seluruh dunia. Bahkan di situs popolar Youtube, iklan ini mendapat penghargaan “Most Viewed†karena paling banyak dilihat.
Iklan parodi ini menimbulkan viral marketing yang memiliki kekuatan yang kurang lebih sama dahsyatnya dengan aslinya. Bahkan mungkin lebih dahsyat. Viral yang menyebar semakin cepat dan semakin ganas. Seperti halnya virus yang bermutasi, vaksin yang sebelumnya manjur tidak lagi dapat mencegah.
Viral Marketing Mutation bisa terjadi salah satunya karena adanya iklan parodi. Namun tidak semua iklan parody dapat menghasilkan viral marketing mutation. Jika berbicara mengenai advertising, maka kita berbicara dari sisi 5M: Mission, Message, Media, Money dan Measure.
Dari Mission atau tujuannya, iklan berbasis parodi efektif untuk mendukung strategi frontal attack. Jika hanya meniru saja tanpa adanya serangan terhadap pesaing, maka akan berkibat penurunan citra merk karena hanya dianggap sebagai plagiator. Pada iklan parodi Chevrolet Aveo, iklan ini mencoba untuk menyerang pesaingnya Citroen C4.
Masalah kode etik masih menjadi masalah bagi beberapa negara. Sehingga tidak bisa semua Media diperbolehkan menayangkan iklan tersebut. Beberapa negara tidak mengijinkan penayangan iklan yang secara eksplisit menyerang merk lain.
Sehingga, iklan parodi akan efektif jika menggunakan media word to mouth. Media internet merupakan media yang pas untuk iklan parodi ini.
Iklan parodi yang baik akan menjadi bahan pembicaraan. Untuk itu iklan tersebut harulah lebih menarik dan unik dibandingkan dengan sumber parodinya (aslinya). Ini tantangan bagi para marketer untuk dapat menciptakan iklan parody dengan Message yang memiliki Wow Factor melebihi aslinya.
Sama dengan iklan lainnya, iklan ini harus didukung dengan dana yang mencukupi. Banyak marketer dan entrepreneurs menganggap bahwa Viral Marketing merupakan pemasaran yang tanpa biaya. Persepsi itu haruslah diubah. Viral marketing masih membutuhkan strategi , namun karena kemampuannya untuk memperbanyak diri, Viral Marketing membuat biaya menjadi lebih efektif.
Kemampuan memperbanyak diri dari Viral Marketing ini membuat pengukuran (Measure) menjadi tatangan sendiri. Pemilihan media internet sejak awal akan membuat pengukuran menjadi lebih efektif jika didukung oleh Information Technology yang baik pula.
Demikian Sobat Bursaindonesia, penjelasan singkat seputar the Viral Marketing Mutation. Semoga penjelasan diatas membantu anda memahami apa itu the viral marketing mutation.
Sumber : forummanajemen com